Ada yang
tahu gimana rasanya jadi guru baru?
Guru adalah jembatan ilmu. JEMBATAN berarti harus siap diinjak dong
ya....hehehe Bercanda kok...
Kalau menjalani tantangan baru, kita harus bisa fokus sama peluang
(manfaat), BUKAN resiko dari tantangan tersebut. Ingat... Fokus kepada PELUANG.
Mungkin dari kalian ada yang sudah pernah mengalami rasanya jadi
guru baru, atau masih ingat rasanya jadi guru baru, dan atau sekarang ini
sedang mengalami jadi guru baru?
Bagaimana rasanya diinjak? Pasti sakit dong ya, dicaci maki sana
sini karena modal pengalaman mengajar belum punya, kondisi diri yang masih
belum bisa adaptasi dengan lingkungan, selalu punya rasa salah setiap melangkah
padahal kita tahu yang kita lakukan sebetulnya sudah benar. Tapi entah kenapa
rasanya merantau ke sekolah seperti dihantui bayangan hitam. Dingin dan kelam
di sudut ruangan.
Tapi tahukan kamu, itu hanya karena kamu BAPER. Ibarat sedang
perform sih kamu belum sepenuhnya menguasai panggung.
“yang nulis artikel kok sok tahu banget sih.....” (>,<)
Bukannya sok
tahu teman, karena saya sendiri merasakan tahun pertama mengajar rasanya extream
banget. Ketika pertama masuk ke dalam kelas, semua anak hening, si siswa
hanya memandang ke depan, sedangkan guru di depan yang menyapa mereka abaikan.
Tetap hening. Padahal lihatlah...
Berpuluh pasang
mata di luar kelas sedang mengawasi, memperhatikan dan entah bertanya atau
berkomentar.
“kok gurunya kaku banget sih”.
Berawal dari rasa percaya diri yang tinggi, berharap mendapat
sambutan yang hangat dan bisa langsung menguasai kelas tapi ternyata semuanya
nihil karena hanya terbalas dengan kedipan mata anak-anak tak berdosa.
“ini artikel banyak banget prolognya, tapi ga ngasih tau cara
nanganinnya”
Nih saya share
deh tips untuk mengatasi rasa BAPER
di tahun pertama ngajar....
1. 1. Niat. Lho kok niat? Iya, karena niat adalah kunci penggerak hati yang
akan menentukan kamu mau bertahan atau tidak. Kalau niatnya sekedar coba-coba
sih, paling kena badai dikit langsung ikut terbang keluar angkasa.
2. Yakin. Kita bukan memberikan ilmu di sana, tapi YAKIN-i bahwa kita akan
menemukan ilmu-ilmu baru sehingga nantinya pengalaman mengajar yang kita jalani
bisa terasa manfaatnya.
Ingat...
“PENGALAMAN ADALAH GURU TERBAIK”
Bukan seberapa
dalam modal ilmu yang kamu bawa ke sana, tapi seberapa banyak ilmu yang akan
kamu gondol ketika kamu keluar dari sana.
3. Duduk manis
dan dengarkan. Ini tahap
awal beradaptasi dengan teman. Tidak masalah diawal kamu terlihat seperti orang
yang kikuk, ga asik, cengo’ atau istilah lainnya. Perlahan, amati gaya
bahasa dan sikap mereka. Fokus, lihat mana yang mendekati dengan kepribadianmu
maka dialah yang menjadi teman pertamamu.
Mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan ringan seperti “Berapa
lama kamu ngajar di sini?”, “Bagaimana teknik mengajar yang diajarkan di
sini?”, dan jangan lupa tanyakan”Bagaimana situasi siswa dan orang tua
di sekolah?”. Supaya apa sih? Setidaknya kita bisa mengambil
pelajaran-pelajaran dari luar. Kalau teman pertamamu sudah merasakan keluh dan
kesahnya mengajar di sekolah tersebut tentu itu menjadi point buat kamu,
supaya kamu ga ngelakuin kesalahan yang sama seperti sebelumnya.
Kalau sudah
mulai merasa nyambung dengan sekolah, maka lanjut ke tahap berikutnya.
4. Mulai ajak bicara
semua pihak yang terlibat
di dalam sekolah, mulai dari Pemimpin sampai dengan yang paling bawah misal,
OB.
“tapi...... kalo ga pinter ngomong gimana?”
Ga usah
khawatir, bicara tidak berarti kamu harus ahli menguasai percakapan. Buat yang
masih punya perasaan dag...dig...dug... cukup lakukan hal simple “TERSENYUM
sambil MENGANGGUKKAN KEPALA (satu kali)”. Itu udah jadi percakapan yang
paling sopan buat orang baru. Maka dengan sendirinya orang lain akan bertanya
dan memulai percakapan.
“kan enak, kita tinggal jawab aja. Ga perlu bingung
kita ketemu mau nanya apa yaa...”
5. Terakhir. Jaga sikap, sopan dan patuh kepada Pemimpin. Kamu
itu masuk ke lingkungan orang lain, maka kamu yang harus beradaptasi. Ikuti
aturan yang memang sesuai dengan aturan standar. Kalau ternyata kok peraturan
di sana bertolak belakang dengan hati nurani kamu, saran saya cuma satu
“HIJRAH”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar