A. STRATEGI MENDIDIK ANAK
BERKARAKTER DI KELUARGA
Keberhasilan
keluarga dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada anak sangat tergantung pada
jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola asuh dapat
didefinisikan sebagai pola interaksi antar anak dengan orang tua yang meliputi
pemenuhan kebutuhan fisik seperti makan, minum dan lain-lain, serta kebutuhan
psikologis seperti rasa aman, kasih
sayang dan lain-lain, serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat
agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya.
Dengan
kata lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak-anak
dalam rangka pendidikan karakter anak.
Jenis
pola asuh menurut Hurlock juga Hardy dan Heyes terdiri dari 3
strategi diantaranya:
- Pola asuh otoriter
Pola
asuh otoriter merupakan pola asuh yang cenderung memebatasi perilaku kasih
sayang, sentuhan, dan pelekatan emosi orang tua dan anak sehingga antara orang
tua dan anak seakan memiliki dinding pembatas. Keterkaitan antara faktor
keluarga dan sikap kenakalan keluarga, dimana keluarga yang broken home
kurangnya kebersamaan dan interaksi antar keluarga dan orang tua yang otoriter
cenderung menghasilkan remaja yang bermasalah yang berpengaruh terhadap
karakter anak. Pola asuh otoriter mempunyai ciri orang tua membuat semua
keputusan, anak harus tunduk, patuh, dan tidak boleh bertanya. Adapun pola asuh
otoriter mempunyai ciri lain diantaranya:
a) Kekuasaan orangtua dominan
b) Anak tidak diakui sebagai pribadi
c) Control terhadap tingkah laku anak
sangat ketat
d) Orang tua menghukum anak jika anak tidak
patuh
- Pola asuh demokratis
Pola
asuh demokratis merupakan pola asu yang tampak lebih kondusif dalam pendidikan
karakater anak. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Baumrind yang menunjukan bahwa orang
tua yang demokratis lebih mendukung perkembangan anak terutama dalam
kemandirian dan tanggung jawab serta mengungkapkan agresifitasnya dalam
tindakan-tindakan yang konstruktif atau dalam bentuk kebencian yang sifatnya
sementara saja.
Pola
asuh demokratis mempunyai ciri orang tua mendorong anak untuk membicarakan apa yang ia
inginkan. Adapun cirri-ciri lainnya dari Pola asuh demokratis diantaranya:
a) Ada kerjasama antara orang tua dan anak
b) Anak diakui sebagai pribadi
c) Ada bimbingan dan pengarahan dari orang
tua
d) Ada control dari orang tua yang tidak
kaku
- Pola asuh permisif
Pola
asuh permisif merupakan
pola asuh yang cenderung memberi kebebasan terhadap anak untuk berbuat apa
saja, sangat tidak kondusif bagi pembentukan karakter anak. Dengan memberi kebebasan yang
berlebihan, apalagi terkesan memebiarkan , akan membuat anak bingung dan
berpotensi salah arah.
Pola
asuh permesif mempunyai ciri orang tua memberikan kebebasan penuh pada anak
untuk berbuat. Selanjutnya pola asuh permisif mempunyai ciri diantaranya:
a) Dominasi pada anak
b) Sikap longgar atau kebebasan dari orang
tua
c) Tidak ada bimbingan dan pengarahan dari
orang tua
d) kontrol
dan perhatian dari orang tua sangat kurang
Hasil penelitain
menunjukan bahwa pola asuh orang tua yang demokratis membuat anak merasa
disayang, dilindungi , dianggap berharga, dan diberi dukungan oleh orang
tuanya.pola asuh ini ssangat kondusif mendukung pembentukan kepribadian yang
pro social, percaya diri, dan mandiri namun sangat peduli dengan
lingkunngannya.
Adapun
akibat dari kesalahan orang tua dalam mendidik anak diantaranya membuat
pembentukan karakter anak sebagai berikut:
1. kurang menunjukan ekspresi kasih sayang
baik secara verbal misalnya menyindir, mengecilkan anak, dan berkata kasar.
2. Bersikap kasar secara fisik misalkan
memukul,mencubit, dan memberikan hukuman badan lainnya.
3. Secara emosional tidak responsive, dimana
anak yang ditolak akan tidak
mampu memberikan cinta kepada orang lain
4. Menjadi minder dan merasa diri tidak
berharga dan berguna.
5. Selalu berpandangan negative seperti
tidak aman, khawatir, curiga dengan orang lain serta tidak tolerandan mudah
tersinggung oleh orang lain.
6. Dampak negative lainnya dapat berupa
mogok belajar, dan bahkan dapat memicu kenakalan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar